Article Detail

BELAJAR PEMODELAN BENTUK ALJABAR DENGAN LITERASI MATEMATIKA


               

                               Keterangan: foto koleksi dan karya penulis


Pada zaman ini dan seterusnya permasalahan hidup yang dialami setiap individu semakin kompleks. Maka dibutuhkan kemampuan dalam memecahkan masalah sehari-hari dengan baik. Kemampuan memecahkan masalah ini dapat diasah sejak usia dini melalui peningkatan kemampuan literasi. Maka sangat penting bahwa sekolah dan para pendidik untuk mengembangkan literasi dalam berbagai kegiatan dan pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Kemampuan literasi meliputi kemampuan membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Untuk menyelesaikan masalah dalam bidang matematika diperlukan literasi matematika. Literasi matematika merupakan kapasitas untuk memformulasikan, menafsirkan dan menjabarkan matematika. Literasi pada konteks matematika merupakan kekuatan dalam menggunakan pemikiran pada matematika dalam memecahkan suatu permasalahan sehari-hari supaya dapat lebih siap dalam menjalani tantangan kehidupan (Stacey & Turner 2015).

Pada minggu ke-3 bulan September 2024, pembelajaran matematika kelas 7 SMP Tarakanita Gading Serpong dengan materi bentuk aljabar dilakukan melalui kegiatan literasi matematika. Bentuk aljabar merupakan materi yang abstrak karena merupakan bentuk operasi hitung yang tidak hanya berupa konstanta saja tetapi sudah melibatkan variabel dan koefisien. Bentuk aljabar juga merupakan materi baru bagi peserta didik kelas 7 karena pada umumnya mereka belum belajar materi ini saat di tingkat SD. Selain itu materi bentuk aljabar banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka pembelajaran melalui literasi menurut saya sesuai. Topik yang dipelajari adalah membuat model matematika dari cerita sehari-hari, menganalisis unsur-unsur bentuk aljabar dan substitusi variabel bentuk aljabar. Peserta didik mengawali pembelajaran dengan mengamati tayangan beberapa cerita dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menyimak tayangan cerita, peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan mencatat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Berikutnya dibentuk kelompok yang terdiri 3-4 peserta didik dalam setiap kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas membuat sebuah cerita, membuat pemodelan dari cerita, menganalisis unsur-unsur model matematika yang terbentuk, dan mensubstitusi variabel pada model matematika tersebut. Pembentukan kelompok menerapkan pembelajaran diferensiasi produk. Setiap kelompok beranggotakan siswa yang mempunyai kesamaan dalam hal pengumpulan produk tugas. Jadi ada kelompok dengan produk tugas berupa video, infografis, poster, PPT canva, atau mading. Setelah terbentuk kelompok maka setiap kelompok mulai mengumpulkan informasi dan diskusi untuk menyelesaikan tugas ini. Pada akhirnya setiap kelompok akan mempresentasikan hasil tugas ini di forum kelas. Penyelesaian tugas ini diberi waktu 1 minggu.

Melalui kegiatan ini, peserta didik belajar literasi (membaca dan menyimak tayangan cerita, membuat/menulis cerita, berbicara saat berdiskusi kelompok dan presentasi) sekaligus belajar literasi matematika (menentukan/menganalisis unsur-unsur bentuk aljabar dalam cerita yang dibaca atau ditulis, menentukan model matematika dari cerita, dan mensubstitusi variabel pada bentuk aljabar). Pembelajaran ini memberi banyak manfaat pada peserta didik antara lain memberi pemahaman/competence yang lebih konkret pada materi bentuk aljabar, mengasah nilai creativity saat membuat cerita dan bentuk produk, memupuk nilai community dalam mengerjakan tugas kelompok dan tentu juga memberi warna lain pada pembelajaran matematika.


Penulis: R. Yani A. D.


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment