Article Detail

Strategi Pendampingan Peneliti Muda

Strategi Pendampingan Peneliti Muda

(Sebuah sharing pengalaman pribadi menjadi pendamping Peneliti Muda)

Oleh: Rosalia Yani A.D.


Penelitian merupakan sebuah usaha sistematis dan terstruktur yang dilaksanakan untuk menemukan jawaban atas suatu hal. Tak hanya dilakukan oleh orang dewasa, penelitian juga dapat dilakukan oleh orang muda, salah satunya ialah siswa. Siswa yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah agar mendapatkan jawaban yang pasti dan objektif disebut sebagai “Siswa Peneliti”. Dalam melakukan penelitian, siswa peneliti akan diberikan arahan oleh seorang pendamping peneliti agar penelitian dapat berjalan lebih terarah, efektif, dan berkualitas serta dapat menjadi motivasi dan dukungan bagi para siswa peneliti itu sendiri. 

Berikut ini sejumlah alasan mengapa pendampingan peneliti muda menjadi hal penting khususnya di sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang.  Pertama, dewasa ini, kegiatan penelitian makin digalakkan karena kegiatan penelitian itu sendiri memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang berimbas pada kualitas hidup di berbagai bidang. Kedua, makin “terjangkaunya” penelitian di kalangan siswa, sehingga akses setiap siswa untuk melakukan kegiatan penelitian lebih luas dengan semakin berkembangnya bidang penelitian. Ketiga, pentingnya peran guru dalam memberikan arahan dan motivasi bagi siswa dalam melakukan penelitian. Dan terakhir, adanya peluncuran Value Proposition oleh Yayasan Tarakanita secara nasional dan Community of Research oleh Tarakanita Wilayah Tangerang. 

Pendampingan bagi para peneliti muda pun sangat perlu untuk dilakukan karena dapat memberikan sejumlah manfaat. Pertama, pendampingan peneliti muda dapat memudahkan proses bimbingan penelitian, baik dari siswa peneliti maupun dari pendamping peneliti. Kedua, makin bertambahnya ilmu dan pengalaman siswa serta pendamping di bidang penelitian. Ketiga,  siswa makin memahami proses penelitian yang lebih terarah sehingga penelitian yang dilakukan menjadi lebih berkualitas. Keempat, siswa makin termotivasi untuk mengembangkan keinginan melakukan penelitian. Dan yang terakhir, program Value Proposition sekolah Tarakanita Nasional dan Community of Research oleh Wilayah Tangerang dapat semakin didukung. 

Walaupun memiliki banyak manfaat, terdapat sejumlah hambatan dalam melaksanakan pendampingan penelitian , salah satunya dari pihak siswa. Hambatan pertama ialah adanya anggapan yang kurang tepat mengenai “siswa peneliti”. Sampai saat ini, khalayak umum masih mempercayai bahwa siswa yang pantas menyandang gelar “siswa peneliti’’ hanyalah mereka yang pintar secara akademis. Realisasinya, tak ada aturan mengenai hal tersebut dan setiap siswa tanpa kecuali dapat menjadi seorang siswa peneliti. Hambatan kedua adalah kurangnya jurnal penelitian di bidang matematika yang sesuai dengan tingkat SMP, padahal dengan mencermati jurnal penelitian yang sudah ada bisa saja memancing sejumlah ide tema penelitian. Hingga saat ini, jurnal penelitian yang dipublikasikan lebih banyak berfokus pada bidang sains padahal bidang lain selain sains juga berpotensi untuk dilakukan penelitian sehingga dibutuhkan banyak jurnal penelitian sebagai referensi. Hambatan ketiga adalah dengan melakukan penelitian, aktivitas belajar siswa di sekolah dapat terganggu karena durasi penelitian relatif panjang. Hal ini memungkinkan waktu dan  fokus siswa terbagi antara melakukan penelitian serta belajar di kelas. Hambatan berikutnya terkait dengan lomba penelitian dimana seringkali waktu persiapan lomba mepet sehingga kadang siswa harus meninggalkan jam KBM untuk menyelesaikan penelitian. Hambatan terakhir menjadi dampak lanjutan dari sejumlah hambatan yang telah disebutkan sebelumnya, yakni kurangnya dukungan dari beberapa orang tua siswa dengan alasan yang disampaikan. Hal ini menjadi hambatan yang cukup penting mengingat keikutsertaan dan kinerja siswa dalam penelitian sangat ditentukan dari izin serta support orang tua.

Tak hanya dari pihak siswa, hambatan penelitian siswa datang juga dari pihak pendamping. Kompetensi pendamping berupa pengetahuan dan pengalaman  dalam mendampingi siswa peneliti seringkali belum cukup sehingga malah menjadi beban tersendiri. Pendamping juga kerap kesulitan dalam mengajak siswa mengikuti aktivitas penelitian karena seperti telah disebutkan sebelumnya, tak semua siswa memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi seorang siswa peneliti. Tak lupa, dalam melakukan pendampingan, pendamping juga seringkali terhalang oleh jadwal mereka yang padat sehingga waktu yang dapat mereka berikan untuk membimbing siswa peneliti sangat terbatas.

Oleh sebab itu, diperlukan sejumlah strategi guna mewujudkan pendampingan peneliti muda yang tepat sasaran. Sebagai langkah awal, pendamping dapat mulai dengan mensosialisasikan hal-hal seputar penelitian kepada siswa dan orang tua siswa, termasuk di dalamnya konsep mengenai siswa peneliti, tujuan, manfaat, teknis penelitian, dan sebagainya sehingga siswa dan orang tua siswa memiliki pemahaman yang tepat mengenai peneliti muda. Berikutnya, pendamping dapat berinisiatif untuk mengikuti berbagai webinar/pelatihan tentang penelitian sebagai upaya untuk menambah wawasan sehingga kualitas pendamping dalam membimbing para siswa dapat meningkat. Untuk lebih memahami hal-hal seputar penelitian, siswa dan pendamping pun perlu untuk rajin mencari sumber referensi terkait penelitian melalui berbagai cara sehingga pemahaman akan penelitian akan makin matang.

Agar pendampingan penelitian menjadi terencana, pembuatan jadwal tahapan proses penelitian sangat penting untuk dilakukan dan penyusunannya perlu melibatkan pendamping dan juga siswa peneliti sekaligus karena bagaimanapun juga, kesuksesan penelitian tidak hanya bergantung pada satu belah pihak saja. Tak hanya berkolaborasi dalam menyusun jadwal, pendamping dan siswa juga perlu berdiskusi bersama-sama dalam tahapan awal proses pembimbingan untuk mendalami tema dan judul penelitian yang sudah ditentukan oleh siswa sehingga baik siswa maupun pendamping memiliki pikiran yang padu. 

Selanjutnya, untuk mendukung kelancaran penelitian, dapat dibentuk tim pendukung penelitian yang terdiri atas sejumlah siswa lain dengan berlandaskan rasa saling percaya, soliditas, dan saling memotivasi. Dengan demikian, diharapkan proses penelitian tidak terlalu berat bagi siswa peneliti karena adanya bantuan kerja dari siswa lain. Komunikasi pun tak kalah penting dimana untuk mencapai hasil terbaik dan terhindar dari mispersepsi, pendamping tak boleh sungkan untuk bertanya kepada rekan guru lain yang lebih mumpuni ataupun divisi bagian penelitian apabila mengalami kendala. Terakhir, selepas penelitian, sangatlah penting bagi pendamping untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja siswa peneliti, pendamping peneliti, dan tim pendukung selama penelitian. Di dalam evaluasi ini, pendamping dapat memberikan feedback untuk menyempurnakan penelitian ke depannya. Tak lupa, diperlukan juga pemberian apresiasi dan reward sebagai pendorong siswa peneliti untuk terus melakukan penelitian ke depannya. Penting juga memberikan poin dan reward bagi seluruh anggota tim pendukung peneliti muda sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka. Dan yang lebih penting akan memotivasi mereka juga tertarik melakukan penelitian. 

Berdasarkan pemaparan di atas, untuk mengoptimalkan strategi pendampingan peneliti muda, dibutuhkan dukungan dari sekolah. Pertama, untuk meningkatkan kualitas pendamping dan siswa peneliti, sekolah dapat memfasilitasi pelatihan dengan narasumber yang sesuai dengan bidang penelitian serta melengkapi referensi penelitian untuk setiap mata pelajaran. Kemudian, untuk memudahkan proses penelitian, sekolah dapat membentuk tim yang akan membantu siswa peneliti serta tim yang akan menjadi asisten guru pendamping. Berkaitan dengan masalah waktu, sekolah dapat mendukung kegiatan penelitian siswa dengan memberikan jam khusus dalam pendampingan agar pendamping dapat membimbing siswa peneliti dengan waktu yang cukup. Terakhir, berkaitan dengan memunculkan bibit-bibit peneliti dan motivasi meneliti di kalangan siswa, sekolah dapat mengadakan lomba penelitian tingkat unit secara berkala, memberikan sosialisasi mengenai konsep dan manfaat penelitian kepada siswa dan orang tua siswa, dan memberikan reward berupa sertifikat dan poin tambahan bagi siswa yang mengikuti penelitian.

Selamat dan semangat berkarya sebagai Pendamping Peneliti Muda. 


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment