Article Detail

PENGARUH PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS VIII di SMP TARAKANITA GADING SERPONG


Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh terhadap Kesehatan Mental Peserta Didik Kelas VIII di SMP Tarakanita Gading Serpong


Hierosius Giovaldi Ramlan


ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS VIII di SMP TARAKANITA GADING SERPONG




Di masa pandemi covid-19 ini hampir seluruh pelajar SMP Tarakanita Gading Serpong melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring. Pembelajaran jarak jauh ini menimbulkan dampak positif dan negatif bagi para pelajar. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembelajaran jarak jauh ini adalah perubahan pada kesehatan mental para pelajar. Pelajar yang tidak dapat bersosialisasi secara tatap muka dengan guru maupun temannya bisa saja mengakibatkan terjadinya perubahan mental pelajar. Perubahan yang banyak terjadi yaitu pelajar menjadi mudah menyerah, hal ini sangat berlawanan dengan nilai conviction yang terdapat di Cc5+. Sudah lebih dari setahun pembelajaran jarak jauh ini dilakukan seharusnya para pelajar sudah bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran ini, namun kenyataannya pembelajaran jarak jauh ini mengakibatkan pelajar stres berlebihan.

Kesehatan mental adalah kondisi batin dan watak manusia dalam keadaan normal, tenteram, dan tenang. Kesehatan mental sangat penting bagi manusia karena hal ini yang membuat seseorang berpikir dengan baik. Kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan alat pengumpulan data menggunakan pernyebaran angket. Untuk menganalisis data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan skala Likert.




BAB I PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dikarenakan sangat penting bagi manusia. Perkembangan suatu negara bisa dilihat dari perkembangan pendidikan di negara tersebut. Umumnya pendidikan diberikan oleh guru di sekolah dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan berinteraksi.

Pada saat ini seluruh dunia sedang mengalami pandemi covid-19. Pandemi covid-19 adalah kritis kesehatan yang disebabkan oleh coronavirus dan dapat menyebar dengan cepat melalui interaksi fisik. Oleh karena itu sekarang kegiatan belajar mengajar merupakan tantangan bagi para guru maupun peserta didik. Sekarang semua proses belajar mengajar hanya dapat dilakukan dari jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh inilah salah satu cara siswa mendapat pendidikan saat ini. Namun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia menilai bahwa pembelajaran jarak jauh bisa memberi dampak terhadap kesehatan mental siswa-siswi. Kesehatan mental adalah keadaan ketika individu merasa sejahtera. Kesehatan mental berpengaruh terhadap bagaimana orang berpikir,merasa,dan bertindak. Kesehatan mental yang paling banyak dialami oleh remaja adalah munculnya rasa khawatir berlebih,tidak adanya rasa semangat,dan pola tidur terganggu.



  1. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pembelajaran jarak jauh terhadap kesehatan mental peserta didik kelas VIII di SMP Tarakanita Gading Serpong?

  1. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Mengetahui perubahan mental peserta didik kelas VIII SMP Tarakanita Gading Serpong.


  1. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :


  1. Bagi peserta didik kelas VIII, penelitian ini diharapkan sebagai solusi untuk mengendalikan diri dan memperhatikan kesehatan mental.

  2. Bagi guru mata pelajaran, penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan mengenai anak yang mengalami perubahan mental dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasinya.

  3. Penelitian ini sebagai informasi mengenai dampak pembelajaran jarak jauh terhadap kesehatan mental


    BAB II LANDASAN TEORI



  1. Pembelajaran Jarak Jauh


  1. Definisi Pembelajaran Jarak Jauh


Menurut Kementerian Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia, pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui                 teknologi informasi dan komunikasi, dan media lain.

Menurut Munir (2009) pembelajaran jarak jauh adalah sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam satu ruangan dan tidak ada interaksi tatap muka secara langsung antara pengajar dan pembelajar.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan                 berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti belajar jarak jauh adalah cara belajar-mengajar yang menggunakan media televisi, radio, kaset, modul dan sebagainya, pengajar dan pelajar tidak bertatap muka langsung

Bedasarkan uraian-uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang pendidik dan peserta didiknya tidak bertemu secara langsung.

  1. Kesehatan Mental


  1. Definisi Kesehatan Mental


Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk                 bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.


Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima                 kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya

  1. Ciri-ciri Perubahan Kesehatan Mental


  • Merasa putus asa dan tak berdaya.

  • Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur.

  • Merasa sulit untuk berkonsentrasi.

  • Sering merasa bingung, khawatir, atau takut.

  • Perubahan suasana hati yang drastis.

  • Tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari.

  • Dll


  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Kesehatan mental dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor eksternal maupun internal. Faktor internal meliputi faktor biologis dan psikologis. Faktor biologis yang mempengaruhi kesehatan mental disebabkan oleh otak, sistem endokrin, genetika, sensori, dan kondisi ibu selama kehamilan. Faktor psikologi yang mempengaruhi kesehatan mental, yaitu : pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan (Muhyani, 2012).

Faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan mental antara lain :


  • Interaksi sosial

  • Stratifikasi Sosial

  • Keluarga

  • Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


  1. Subjek Penelitian


Peserta didik kelas VIII di SMP Tarakanita Gading Serpong

  1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan survei. Survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Dengan metode ini data dapat terkumpul banyak dengan cepat. Data yang terkumpul dapat dikonversikan menggunakan suatu kriteria.

  1. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan teknik kuesioner dalam memperoleh datanya. Kuesioner adalah cara pengumpulan informasi dalam jumlah besar yang relatif murah,cepat,dan efisien. Metode ini saya pilih karena cepat mendapat datanya karena peneliti tidak perlu hadir pada saat pengisian kuesioner. Pengambilan data dilaksanakan dengan menyebar angket yang berisi 10 pernyataan kepada para sampel, masing-masing jawaban mengacu pada skala Likert sebagai berikut : untuk jawaban “Selalu” bernilai 1, untuk jawaban “Sering” bernilai 2, untuk jawaban “Kadang-kadang” bernilai 3, untuk jawaban “Jarang” bernilai 4, untuk jawaban “Tidak pernah” bernilai 5.




BAB IV



  1. Kesimpulan

Peneliti melakukan penelitian ini karena melihat banyak pelajar yang mudah putus asa pada saat pembelajaran jarak jauh ini dan juga menurut kemenkes pembelajaran jarak jauh ini mempengaruhi kesehatan mental pelajar. Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang dirasakan oleh individu. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan angket kepada pelajar kelas VIII di SMP Tarakanita Gading Serpong. Dengan adanya penelitian ini diharapkan ditemukan beberapa peserta didik yang mengalami gangguan mental, serta menjadi pertimbangan bagi orangtua, guru, dan diri sendiri juga dalam memilih aksi yang akan dilakukan setelah ini. Semoga dengan adanya penelitian ini semua peserta didik memiliki nilai- nilai conviction yang terdapat dalam Cc5+ berupa daya juang yang tinggi dan tidak mudah putus asa.




DAFTAR PUSTAKA



Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Belajar Jarak Jauh. Diakses pada 2 September 2021, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/belajar%20jarak%20jauh

Muhyani. 2012. Kesadaran Religius dan Kesehatan Mental. Jakarta Pusat: Kementerian Agama Republik Indonesia.

Munir, 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Penerbit Alfabeta


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 24 Tahun 2012 pasal 1.

Pieper, J. & Uden, M. V.,2006, Religion in Coping and Mental Health Care, Yord University Press, New York.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1


WHO. Mental health: strengthening our response. Diakses pada 2 September 2021, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our- response

Editor Humas SMP Tarakanita Gading Serpong


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment