Article Detail

MENCOBA UNTUK BERANI MENCOBA

Bagaimana menerapkan model pembejaran PjBL dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia?

Pertanyaan ini cukup mengganggu penulis sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan berbekal rasa penasaran dan keinginan untuk mencoba maka penulis mencoba mencari tahu, Apa sih inti dari PjBL ini.

Ada beberapa ahli yang memberikan pengertian mengenai model  ini, antara lain menurut NYC Departement of Education, Buck Institute for Education, Daryanto, Boss dan Kraus. Masing-masing ahli menuliskan hal yang sama yaitu adanya penugasan/proyek, berpusat pada peserta didik, ada produk/hasil, ada proses ilmiah (tahapan).    Berbekal hal tersebut penulis memberanikan diri untuk mencoba menerapkan model ini dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Penulis akhirnya mencoba menggunakan model ini pada  materi Teks Berita. Sengaja penulis pilih materi ini karena memang materi ini yang sedang dipelajari. Adapun Kompetensi dasar yang dipilih  adalah menyajikan data dan informasi dalam bentuk teks berita secara tulis dengan memperhatikan struktur kebahasaan (KD 4.2) dengan indikator siswa mampu menulis teks berita berdasarkan informasi yang diperoleh melalui pengamatan maupun pengalaman dengan memperhatikan langkah-langkah penulisan teks berita, struktur, dan aspek kebahasaan.

Penerapan model ini dibagi atas 3 langkah yaitu sebelum pelaksanaan (persiapan), pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan.  Pada langkah pertama, yaitu sebelum pelaksanaan, penulis mengajak siswa untuk mempelajari dan memahami langkah-langkah menulis teks berita kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih menulis teks berita sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dipelajari. Selama berlatih siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan penulis juga teman-teman melalui grup WhatsApp maupun dalam kelompok besar (zoom meetings) atau kelompok kecil (breakouts room). Pada langkah kedua, yaitu pelaksanaan, penulis memberikan tugas dengan jadwal sebagai berikut 

Dengan memberikan jadwal tersebut diharapkan siswa dapat mengatur waktu dengan baik. Pada langkah kedua ini penulis juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila menemukan kesulitan. Berikutnya adalah langkah ketiga, yaitu sesudah pelaksanaan. Hal utama yang penulis lakukan adalah memeriksa hasil kerja siswa sesuai dengan rubrik penilaian. Adapun hal yang dinilai meliputi 

No.

Aspek yang dinilai

Skor maksimal

1.

Obyek berita yang dipilih memenuhi kriteria 

  1. Faktual (benar-benar terjadi)

  2. Aktual (terbaru)

  3. Menarik 

  4. Bermanfaat


4

2.

Kelengkapan struktur, meliputi

  1. Judul

  2. Kepala berita

  3. Tubuh berita

  4. Ekor berita

4

3.

Kelengkapan unsur ‘adik simba’

6

4.

Penulisan teks berita, meliputi

  1. Kesesuaian dengan unsur ‘adik simba’

  2. Keruntutan informasi yang disampaikan

  3. Kejelasan informasi yang disampaikan

20

5.

Aspek kebahasaan 

  1. Ketepatan penggunaan kalimat langsung dan tidak langsung

  2. Ketepatan pilihan kata

  3. Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca


6

6.

Kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas

10


Total skor 

50

Dalam rubrik penilaian di atas, penulis memasukkan kedisiplinan sebagai salah satu aspek penilaian. Alasan memasukkan aspek ini adalah bahwa model pembelajaran ini juga berfungsi sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, selain pengetahuan, dan keterampilan tertentu.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah Apakah model pembelajaran ini bermanfaat? Jawabannya adalah ‘Ya, ada’

Model ini bermanfaat bagi siswa maupun guru. Bagi siswa antara lain siswa bisa mengenal lingkungan sekitar dan memilih mana peristiwa yang layak dijadikan berita, melatih keterampilan menulis dengan menerapkan tahapan yang diberikan oleh guru, belajar untuk lebih jeli menentukan unsur yang ada dalam peristiwa yang dipilih (mencari unsur ‘adik simba’), berlatih untuk menggunakan ejaan, tanda baca, dan pilihan kata yang tepat.  Sedangkan bagi guru (penulis) antara lain dapat mengukur sejauh mana materi yang disampaikan dipahami oleh siswa sehingga guru (penulis) dapat melakukan evaluasi diri yang tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan, pengetahuan, serta hal lain yang bermanfaat sebagai seorang guru.

Pertanyaan terakhir. Apakah ini benar-benar penerapan model pembelajaran PjBL? Jawabannya adalah mungkin (???). Mengapa ‘mungkin’? Karena penulis hanya mengambil unsur kunci dari model ini, yaitu penugasan/proyek, berpusat pada peserta didik, ada produk/hasil, ada proses ilmiah (tahapan).    Dan keempat hal ini ada pada kegiatan yang sudah dilakukan oleh siswa. 

Kalaupun penerapan model ini masih belum tepat bagaimana? Ya tidak apa-apa. Setidaknya penulis berani mencoba. Kalaupun masih salah ... ya namanya juga belajar.  Salah adalah salah satu dari proses belajar. Karena orang yang tidak pernah salah adalah orang yang tidak pernah belajar...☺☺☺

Yuk jangan takut untuk mencoba, kalau masih salah.... ya coba terus sampai bisa.

 Berikut ini adalah contoh hasil kerja siswa

(https://www.kajianpustaka.com/2017/08/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html)

Penulis : L. Dian Kristiana



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment