Article Detail
ANTI MAINSTREAM
Ketika saya masuk dalam salah kelas 7B ada seorang siswi yang menyebut diri sebagai anti mainstream saya agak kaget dan dalam hati bertanya, apa yang berbeda sehingga berani menyebut diri anti mainstream. Pada suatu pagi yang lain saya masuk di kelas yang sama saya melihat kelas cukup rapi di papan tulis sudah tersedia penghapus dan tertempel dua spidol yang sudah siap pakai. Waow… ini pemandangan yang langka sehingga saya spontan mengajak untuk memberikan aplaus kepada mereka.
Pengalaman lain di kelas 7F, setiap saya masuk kelas ini saya disambut dengan lagu kebangsaan mereka dengan semangatnya. Meskipun lagu ini ada niat mem-bully salah satu temannya tetapi saya mereka mengawali pelajaran dengan keceriaan di tengah kebanyakan kelas yang menyambut
Beberapa tahun yang lalu ketika saya mengajar di ruang doa ada seorang anak yang memunguti sampah kertas. Di antara mayoritas teman yang suka mengotori dan suka melempari teman dengan tembakan kertas perilaku siswa tadi juga sebagai anti mainstream.
Saya cukup terkesan dengan perilaku rekan guru yang suka memungut sampah dan selalu mempersiapkan presentasi dengan laptonya yang sudah sering error. Di antara guru yang masih konvensional dan kurang peduli terhadap lingkungan seperti saya perilaku teman saya tadi juga anti mainstream.
Ada seorang guru besar di salah satu perguruan tinggi di Amerika yang menjadi dosen favorit bagi para mahasiswa. Guru besar tersebut menjadi dosen favorit bukan karena materi kuliahnya tetapi ternyata setiap mengajar beliau selalu memberikan cerita inspirasi.
Saya sedih ketika melihat ruang matematika banyak mejanya penuh dengan tulisan memakai tip-ex dan meja perpustakaan yang mejanya berlubang karena dikorek dengan bulpen atau alat yang lain oleh tangan-tangan yang kurang bertanggung jawab.
Semoga kisah-kisah kecil anti mainstream di atas memberi inspirasi dan dapat menjadi lentera bagi arus besar yang latah dengan ketidakpedulian, keisengan, dan perilaku konvensional lainnya sehingga mampu memberi perubahan yang lebih baik.
Selamat menyambut Natal dan Tahun Baru dengan penuh harapan dan semangat pembaharuan. Salam anti anti mainstream. ( voncho e setyanta/guru )artikel pernah di muat di ICON edisi 8, desember 2013
-
there are no comments yet