Article Detail

Refleksi Misa Jumat Pertama: Mengatasi Iri Hati dan Menciptakan Semangat Belajar

Pada hari Jumat, 1 Maret 2024, jam 12.20 – 13.40, diadakan misa Jumat pertama khusus untuk peserta didik Katolik kelas 7. Bagi siswa non-Katolik kelas 7, diselenggarakan kegiatan penguatan yang dipimpin oleh Bapak Marwoto, S.Pd terkait menciptakan bahagia di sekolah atau “well being”

Misa Jumat pertama ini dipimpin oleh Pastor Damas, CMF. Selama misa, dibacakan bacaan pertama dari Kejadian 37:3-4.12-13a. 17b-28 dan bacaan Injil Matius 21:33-43, 45-46.

Bacaan pertama menyoroti kisah Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya. Sementara bacaan Injil mengisahkan perumpamaan tentang seorang tuan tanah yang menanam kebun anggur dan menyewakannya kepada para penggarap.

Tuan tanah tersebut dengan teliti menjaga kebun anggurnya, membangun pagar di sekelilingnya, dan mendirikan menara jaga di dalamnya. Ketika musim panen hampir tiba, tuan tanah mengirim hamba-hamba untuk mengambil bagian hasilnya dari para penggarap.

Namun, para penggarap tersebut memperlakukan hamba-hamba dengan buruk. Beberapa hamba bahkan dipukuli, dibunuh, dan dilempari dengan batu. Tuan tanah mencoba lagi dengan mengirimkan hamba-hamba lain, namun nasib mereka pun sama.

Tuan tanah yang prihatin akhirnya memutuskan untuk mengirimkan anaknya, berharap anaknya akan dihormati oleh para penggarap. Sayangnya, para penggarap melihat anak itu sebagai ahli waris dan mengambil langkah ekstrem dengan membunuhnya, mengusirnya keluar dari kebun anggur.

Bacaan pertama menekankan pada pokok persoalan iri hati, yang merupakan dosa pokok. Iri hati, yang tampaknya sederhana, dapat menghasilkan dosa-dosa lain, seperti kasus penjualan saudara oleh Yusuf karena uang, yang disebabkan oleh iri hati.

Mempelajari kisah Yusuf dan saudaranya menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk menghindari sikap iri hati. Mari kita belajar agar tidak mengizinkan diri kita terjerumus dalam sikap ini.

Perumpamaan tentang penggarap anggur menjadi refleksi bagi mereka yang melaksanakan tugas-tugas sekolah. Dalam kegiatan belajar, kita perlu selalu bersemangat, tidak mudah tersinggung jika tidak didengarkan, tidak merasa marah jika nama kita tidak disebutkan, tidak jengkel jika ada yang melangkahi, dan tidak merasa sakit hati jika tidak ada yang memuji. Akhirnya, semangat belajar ini akan membawa kebahagiaan dan sukacita dalam proses pembelajaran.

Pada Jumat Pertama ini, mari kita bersama-sama memohon kepada Tuhan Yesus agar menjadikan hati kita serupa dengan hati-Nya yang Maha Kudus, yaitu hati yang lembut, penuh kasih, dan penuh sukacita.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment