Article Detail

Pengalaman Menjadi Duta Anti Rokok SMP Tarakanita Gading Serpong

Pengalaman Menjadi Duta Anti Rokok SMP Tarakanita Gading Serpong



     Serunya jadi duta anti rokok, di SMP Tarakanita Gading Serpong. Apa saja sih tugas dari duta anti rokok. Duta anti rokok memberi informasi  terkait banyaknya asap rokok di lingkungan. Duta anti rokok selalu memberikan orasi yang menarik terkait bahaya merokok  kepada guru, bapak/ibu penjemput, dan teman-teman. Menjadi duta anti rokok membuka banyak kesempatan untuk belajar hal baru, terutama tentang penulisan naskah orasi dan cara menyampaikannya. Para duta diharuskan untuk menulis materi yang akan disampaikan  dan belajar  menyampaikannya. Menurut saya, menjadi duta anti rokok adalah sebuah kesempatan untuk mencoba hal baru yang memberi dampak positif, baik bagi para duta, maupun bagi orang-orang yang mendengar orasi para duta.

     Saya akan menceritakan tentang pengalaman saya menjadi duta anti rokok. Awalnya, saya tidak yakin untuk menjadi duta. Banyak pertanyaan-pertanyan dalam diri saya.  Bagaimana jika saya tidak menjalankan tugas dengan baik? Bagaimana saya bisa mengatur waktu untuk latihan berorasi di tengah banyaknya tugas sekolah, membantu orang tua dirumah, dan akan ada ujian dalam waktu dekat? Tetapi ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba hal baru berbicara di depan khalayak ramai.

     Pertama-tama, saya dan duta lain dijelaskan tentang tugas kami menjadi duta anti rokok. Guru menjelaskan pada kami tentang pembagian kelompok dan penjelasan tugas yang harus saya lakukan. Saya harus tampil berorasi berdua dengan teman saya, Ean. Kami akan tampil di drop off, tempat parkir kendaraan penjemput. 

    Sebelum tampil menyampaikan orasi, Saya dan Ean melakukan literasi tentang bahaya dan dampak rokok. Setelah itu, kami mulai menulis naskah orasi. Bu Yani,  Bu Vania dan Bu Dian mendampingi kami dalam proses menulis naskah dan latihan berorasi. Sesuai  saran Bu Dian, saya dan Ean membuat naskah percakapan supaya lebih menarik dan interaktif. Saya dan Ean berdiskusi lewat whatsapp dan memperbaiki  naskah di komputer masing-masing. kami juga  menyiapkan kertas  ilustrasi tentang dampak rokok dari segi kesehatan.  Berlatih berorasi  sangatlah menyenangkan. Kami saling menyemangati dan membantu satu sama lain. 

     Tidak terasa, rupanya hari untuk menampilkan orasi sudah datang. Duta anti rokok  perwakilan TK, SD, dan SMA juga sudah siap untuk menyampaikan orasinya.  Ternyata Ean dan saya adalah penampil pertama. Awalnya saya sangat gugup. Jantung saya berdegup dengan sangat kencang. Tetapi saya berusaha untuk tetap tenang. Setelah diberikan mikrofon, saya menjadi takut dan tidak percaya diri. Tetapi, dari jauh saya melihat wajah ibu saya tersenyum. Saya melihat wajah para guru penuh dengan ekspektasi. Saya melihat Ean sudah siap untuk mulai. Saya sudah berlatih dengan baik, maka penampilannya juga harus baik. Saya tidak akan mengecewakan siapapun, termasuk diri sendiri. Saya memulai orasi bersama Ean. Setelah saya mulai berbicara, saya sudah tidak merasakan rasa gugup. Rasa takut juga hilang begitu saja. Saya berbicara dengan percaya diri. Saya berbicara tanpa rasa takut ataupun malu. Setelah saya turun dari panggung, saya merasa bangga terhadap diri saya karena sudah berhasil tampil dan mengalahkan rasa takut. Walaupun, sepertinya saya berbicara terlalu cepat. Itulah pelajaran yang saya dapat. Untuk kesempatan berikutnya, saya harus bicara lebih pelan dan lebih percaya diri.

    Setelah selesai berorasi kami menyebarkan stiker anti rokok kepada para penjemput. Beberapa penjemput mengajak saya untuk berfoto bersama. Tetapi, saya tidak lupa untuk bertemu dan mengucapkan terima kasih kepada ibu yang selalu menyemangatiku. Setelah semua selesai tampil, saya dan duta lain kembali ke kantor yayasan. Kami berbicara bersama. Saya mengucapkan terima kasih kepada guru. Setelah itu, saya dan Ean kembali ke SMP dan melanjutkan kegiatan belajar di kelas masing-masing.

   Link Youtube kegiatan  anti rokok : https://www.youtube.com/watch?v=yTmU1vC74Vw


     Penulis : Theresia Revana Melody Wibisono

    Editor :  Agustina Titin W


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment