Article Detail
Osis ajang keren-kerenan dan gengsi , apakah benar?
Menurut beberapa teman yang saya wawancarai mengatakan bahwa mereka berminat mendaftarkan diri menjadi pengurus OSIS, tetapi sebagian besar masih takut dan kurang percaya diri dikarenakan nilai rapot mereka yang kurang dan ada juga yang takut pada pembimbing dan senior mereka. Pendapat saya tentang nilai mereka yang kurang seharusnya kalian lebih percaya diri karena OSIS bukan hanya tergantung pada akademik melainkan mengembangkan bakat nonakademik tetapi tergantung kelarasan keinginan mereka maisng-masing juga karena kalau ingin menjadi anggota OSIS juga harus konsisten dan mengikuti seleksi yang ketat.
Kalau dibilang OSIS itu untuk ajang keren-kerenan dan bergengsi disekolah, apakah benar? osis masih bergengsi disekolah walaupun sudah tidak sekeren dulu, dan sebenarnya kalau dibilang bergengsi OSIS itu bukan untuk jadi ajang keren-kerenan karena kalau mau menjadi osis harus siap untuk kerja keras, dan kalaupun ada yang bilang osis hanya untuk ajang keren-kerenan saja itu salah, OSIS bukan ajang untuk keren-kerenan melainkan untuk mendalami lagi sikap kepemimpinan dan melatih kedisiplinan dan tanggung jawab kalian serta mencari pengalaman tersendiri, misalnya seperti akhir-akhir ini semakin banyak acara sekolah sehingga OSIS makin sibuk membantu memeriahkan dan menpersiapkan keperluan acara. Kalau dibandingkan dengan murid yang bukan pengurus OSISs sebenarnya sama saja dan tidak dibeda-bedakan. Sebenarnya kita semua sama-sama bagian dari osis disekolah, bedanya mereka pengurus OSIS dan kita anggota osis. Terkadang OSIS itu bergengsi karena acara-acara seru disekolah yang mengadakan dan membuat itu pengurus OSIS, dan semoga dengan bergengsinya OSIS dipergaulan sekolah bisa menjadi contoh yang benar.
Tetapi saya juga merasa kalau ada pengurus OSIS menganggap dirinya satu tingkat diatas atau lebih hebat dari yang lain dan ada juga yang bisa dibilang sok ngatur tetapi tidak semua, hanya beberapa anggota saja yang bersikap seperti itu. Walaupun mungkin osis tidak sok ngatur melainkan mengatur tetapi dengan sikap atau cara yang berbeda dan dengan nada yang sedikit sinis padahal bertujuan yang baik, sebaiknya kalau ada yang masih bersikap seperti itu seharusnya diubah sikapnya. Kalau bergengsi di sekolah menurut saya tidak terlalu karena sekarang mulai ada organisasi lainnya selain osis yang tidak kalah menariknya sehingga banyak murid yang mengikuti organisasi lainnya seperti PIK(konseling), dan lain-lain.
Saya pernah membaca blog salah satu murid di Jakarta yang mengatakan kalau OSIS itu bersifat ekstern bisa mengarah kepada hal-hal yang bersifat politis sehingga timbulah situasi yang tidak menguntungkan sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar. OSIS juga bisa dibilang bergengsi disekolah kalau mereka lebih sibuk dari murid-murid lain, sehingga terkadang mereka tidak mengikuti pelajaran dan ketinggalan pelajaran. Teman-teman saya sampai ada yang iri karena bisa memotong jam pelajaran apalagi kalau gurunya membosankan, tetapi menurut saya ada ruginya juga memotong pelajaran karena semakin sering memotong pelajaran tugas pun akan numpuk dan belum tentu bisa selesai dikerjakan, jadi memotong pelajaran sebenarnya itu tidak menguntungkan dan bahkan merugikan dan menyusahkan.
Dan kalau dibandingkan dengan osis yang dulu itu mentalnya lebih kuat dari OSIS yang sekarang tetapi bukan berarti OSIS yang sekarang lemah, OSIS yang sekarang karena masih baru dan suka malu-malu, terkadang rasis tapi seiring berjalannya waktu OSIS pasti bisa menjadi panutan.Kalau berpendapat tentang osis yang dulu dengan yang sekarang menurut saya berbeda OSIS yang dulu lebih ramah dan kreatif tetapi OSIS yang sekarang juga tidak kalah kreatif hanya saja mereka kurang tegas menjalankan tugasnya. OSIS itu patut dicontoh sama kita semua karena tanpa disadari sikap pengurus OSIS dapat membantu kita beteman dengan banyak orang, contohnya beberapa dari pengurus OSIS itu ramah dan menjadi panutan bagi kita kalau kita ramah pasti banyak orang yang suka sama kita. ( Fanny Maria /8A)artikel pernah di muat di ICON edisi 8 Desember 2013
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment